[Fanfiction] TEARS

tears-jejekyu

Credit poster : http://cafeposterart.wordpress.com/

Credit fanfiction : http://mybluekingdom.wordpress.com/

Kuhirup aroma pinus yang merasuki rongga hidungku. Aromanya terasa lembut dan segar. Membuatku merasa tenteram.

Kurasakan angin membelai lembut wajahku. Tak lupa membuat helaian coklat rambutku menari-nari. Hangat sinar matahari pagi yang kaya vitamin berlomba-lomba menyerbu kulitku. Rasanya hatiku juga ikut menghangat.

Bibir tipisku terbuka perlahan, mengeluarkan desahan pelan. Dan kembali menutup seraya membentuk sebaris senyuman.

Mataku yang sebelumnya terpejam, mengerjap perlahan dan terbuka sepenuhnya. Tapi semuanya terasa sama. Gelap.

Hingga kemudian aku mengingatnya. Takdir yang Tuhan berikan padaku. Merubah beberapa  hal dalam hidupku.

Ya, aku ingat. Kini setiap harinya, setiap jamnya, setiap menitnya, dan setiap detiknya, yang bisa kulihat hanyalah gelap. Ah, maksudku, aku memang tidak bisa melihat.

Aku… seorang tuna netra…

.

.

Tittle      : ( ada yang ingin memberi saran? )

Cast       : Shim Changmin DBSK, Sung Miyeon (Kakak Nert~), Cho Kyuhyun Super Junior, Song Jinae ( JejeKyu a.k.a author, wkwkwkwk ), Shim Sooyeon ( sebenernya ini adeknya Chwang, tapi saya bikin jadi kakaknya ), Jung Yunho DBSK, Kim Jaejoong DBSK.

Rate       : T (aman…) 😉

Genre   : Romance – Friendship ( atau Friendship – Romance?  Entahlah ), General ( cerita mudah ditebak, pasaran, lagi -.-a )

Warning! : STRAIGHT! No BL! Typo(s), Membosankan! Gak ada bagus-bagusnya! *terus kenapa dipublish?!*

.

.

.

ENJOY IT!

.

.

.

Rasanya kurang sopan kalau aku belum memperkenalkan diriku. Namaku Shim Changmin.

Seorang namja tinggi, tampan, jenius, memiliki banyak teman. Perfect, bukan? Bukannya sombong, tapi itu fakta!

Yaaah… setidaknya fakta tentang diriku tiga bulan yang lalu. Biar kuceritakan sedikit…

Tiga bulan yang lalu, tepatnya ketika aku, orang tuaku, juga noona-ku, sedang liburan ke Everland, waktu yang seharusnya penuh dengan kesenangan, tapi malah berakhir tragis. Mobil kami mengalami kecelakaan. Kedua orang tuaku meninggal karena luka parah. Begitu juga dengan noonaku, tapi dia berhasil diselamatkan. Dan aku sendiri, mataku terkena serpihan kaca dan membuat mataku buta.

Aku tetap tinggi. Aku tetap tampan. Aku tetap jenius. Dan yang terpenting aku tetaplah Shim Changmin.

Tapi aku bukan lagi Shim Changmin yang memiliki banyak teman. Satu persatu teman-temanku mulai menjauh. Aku merasa semua memandang rendah ke arahku.

“ Yaa! Changmin-ah! “

Sebuah suara nyaring membuatku tersenyum.

Dia pengecualian. Dia tetap temanku. Dia satu-satunya yang bertahan bersamaku. Dia satu-satunya yang tak memandang rendah ke arahku.

Dia Cho Kyuhyun.

Aku menoleh ketika kurasakan ia duduk di sampingku. Nafasnya terdengar ngos-ngosan, membuatku terkekeh pelan.

“ Kau habis lari marathon, ya, ngos-ngosan begitu? “, ucapku geli.

“ Ugh… “ Biar kutebak! pasti dia sedang mengerucutkan bibirnya sok imut! hahaha!!

“ Ne, mianhae… Ada apalagi, hm? Ingin bercerita tentang yeoja bermarga Song itu lagi? “, tebakku.

“ Bagaimana kau bisa tau? Apakah kau mendapat mukjizat dan menjadi seorang mind reader? “

“ Yah! Mana mungkin bisa seperti itu! Tentu aku tau, setiap hari kau kemari dan menceritakan yeoja yang sama! “

“ Hehehe… begitu ya? “

“ Tunggu apalagi? Mulailah sekarang! I’ll listen patiently… “

“ Oke… Tadi sepulang sekolah, aku melihatnya sedang berjalan bersama teman-temannya. Kau tau? Dia bahkan terlihat sangat cantik dengan pakaian simplenya, dibandingkan teman-temannya yang berbedak tebal dan berpakaian minim! “ Kyuhyun bercerita dengan semangat. Sepertinya dia benar-benar jatuh cinta.

“ Wait! Sejak kapan kau mulai tidak tertarik dengan yeoja berpakaian minim? “

“ Sejak aku melihatnya mungkin… hehehe… “

Aku hanya geleng-geleng kepala mendengarnya.

“ Lalu, kau sudah mulai mendekatinya? “

“ Belum… Aku masih harus memastikan apakah dia sudah memiliki namjachingu atau belum! “

“ Kau mengatakan alasan yang sama satu minggu yang lalu, Kyu! “

Kudengar ia kembali tertawa pelan. Aku menghembuskan nafasku bosan. Dan kemudian beranjak dengan sebuah tongkat di tanganku.

“ Yaa! Kau mau kemana, Min? “, tanya Kyuhyun.

“ Ke dalam. Matahari mulai terasa panas. “

“ Kalau begitu ayo kita karaokean di kamarmu! Aku rindu mendengar nyanyianmu! “ Kyuhyun merangkul bahuku, lalu berjalan bersama memasuki rumahku.

“ Kau pikir ini rumah siapa, heh?! “

“ Aish… kau ini… Ayo kita duet! Ah! Bagaimana kalau Just the way you are?! Wah…! Pasti kita bisa mengalahkan suara duo maknae evil SM Entertainment itu! “

Sekali lagi, aku hanya menghela nafas pasrah.

.

.

.

“ Changminie! Kau duduk saja dulu disini! Aku ingin lari-lari sebentar sekalian membeli minuman dan beberapa cemilan. Jangan kemana-mana, oke? “, ucap Kyuhyun panjang lebar. Kalau sudah seperti ini, dia mulai mirip ibu-ibu. kekeke~

“ Arra… Tapi ingat, jangan menggoda nona kasir lagi! Kudengar dia baru saja menikah seminggu yang lalu! “, pesanku dengan senyum jahil di bibirku.

“ Aish! Kau ini! Aku bukan lagi Cho Kyuhyun sang penggoda wanita. Karena hatiku sudah milik noona Song sekarang… “

“ Menggombal saja terus! Kau bisa bicara seperti itu di depanku, lalu kenapa kau tidak bicara seperti itu pada noona Song-mu itu? “

“ Aku kan masih butuh waktu, Changminie… Aku pergi sekarang, yah! “

Terdengar suara derap kaki Kyuhyun yang berlari menjauh. Biasanya kalau seperti ini, aku akan membaca novel misteri atau komik. Tapi sekarang aku buta. Jadi dua hobi-ku itu tak lagi kupakai.

Kuraih sebuah mp3 player dari saku-ku, dan memasang headsetnya ke telingaku. Kedua mataku terpejam. Jariku memilih dengan acak lagu di dalamnya.

Dan musik intro pun mengalun. Aku sudah tidak asing lagi dengan lagu ini. Hanya saja sudah lama sekali aku tidak mendengarkannya.

.

Jibeh oh neun kileun ddae ron neo moo kil reo

Na neun deo ook deo ji chi kot hae

Moon eul yeol ja ma ja cham ee deul reot ta ga

Ggae myon ah moo doh eop seo

(sometimes the way home takes so long

sometimes i get so tired and exhausted

as soon as i opened the door, i fall asleep

and when i wake up no one is there )

Jop eun yok joh sok geh mom eul nwi eot seul ddae

Jak geun tal paeng ee han ma ri ga

Nae geh roh ta ga wa jak geun mok soh ri roh

Sok sak yeo chweot seo

(when i lay my body in the small bathtub

a small snail comes to me

with his small voice, he whispered to me )

Eon jehn ga meon heut nal reh

Cheo neol go geo chil eun

Se sang ggeut ba da roh kal keo ra go

Ah moo doh mot bwat ji man

Ki yok sok geot din ga

Deul ri neun pa doh soh ri dda ra seo

Na neun yong weon hi kal rae

( that someday when that day comes

i will go to the ocean at the end of this harsh world

no one saw it but

i will follow the waves that i can hear in my head

i want to go forever)

.

Aku tersenyum seraya ikut bersenandung. Aku suka suara ini. Caramel machiatto. Mengingatkanku pada suara Kyuhyun.

“ Suaramu indah… “

Hingga sebuah suara lembut menyapaku. Kubuka kembali mataku. Ugh… mendengar suara yeoja ini membuatku gugup. Yeoja. Ya, ini suara yeoja.

“ Gamsahae… “, ucapku kaku.

“ Emm… bolehkah aku duduk di sini? “, tanyanya.

Aku segera mengangguk dan menggeser sedikit tubuhku.

“ Gomawo… “

Degup jantungku berubah tak normal. Aliran darahku mengalir lebih cepat. Sepertinya hormon adrenalin di tubuhku mulai tak terkendali.

“ Aku Sung Miyeon. Siapa namamu? “, tanyanya dengan ramah.

Aku mencoba untuk tersenyum. “ Shim Changmin imnida. “

“ Changmin-ssi, sepertinya kau tadi menyanyikan lagu berjudul Snail, kan? “

“ Eh? Ne, kau benar. Ada apa? “

“ Kebetulan sekali aku juga menyukai lagu itu! Maukah kau menyanyikan lagu itu lagi bersamaku? “

Mendengar permintaannya yang antusias itu tak urung membuatku ikut mengangguk senang. Entah mengapa ia membuatku merasa lengkap.

Dan akhirnya kami menyanyikan lagu itu lagi bersama-sama.

# Changmin POV End

.

.

.

Kyuhyun baru saja keluar dari supermarket ketika pandangannya mulai mengabur.

“ Ugh… “, ia meringis seraya memijit pelipisnya pelan.

“ Sepertinya aku terlalu kelelahan… “

Ia pun memutuskan untuk duduk sebentar di dekat sebuah pohon tak jauh dari sana. Disandarkannya tubuhnya di batang pohon itu. Rasa pening di kepalanya semakin menjadi-jadi.

Kyuhyun mengangkat wajahnya perlahan ketika  dilihatnya seorang yeoja tengah berdiri di depannya. Ia tak dapat melihat wajah yeoja itu dengan jelas. Namun ia sempat melihat raut khawatir di wajahnya.

Pandangan Kyuhyun semakin memburam. Hingga akhirnya ia kehilangan kesadarannya.

.

.

.

“ Aish… dimana Cho Kyuhyun itu?! Sepertinya hari mulai gelap. Kenapa ia tidak kembali juga?! “, Changmin menggerutu pelan. Ia tak mau  mendapat resiko dianggap orang gila kalau ia menggerutu terlalu keras.

Kalau saja bisa, ia pasti sudah ‘menyerbu’ handphone Kyuhyun dua jam yang lalu. Yah, kalau bisa. Kenyataan bahwa dia adalah seorang tuna netra membuat apapun yang bersangkutan dengan huruf tidak lagi ia butuhkan.

“ Apa terjadi sesuatu padanya? “, batinnya dalam hati. Oke, Ia mulai cemas sekarang.

“ Jangan-jangan dia dirampok! Atau mungkin diculik! Omo! Bagaimana kalau dia sampai diperkosa! “

Ehm, terdengar hiperbola memang. Kyuhyun itu seorang siswa SMA tingkat akhir –seumuran dengannya- dan Changmin berpikir kalau Kyuhyun akan diperkosa layaknya gadis SMP?!

Tapi mengingat sang Author adalah salah satu fujoshi, kemungkinan di atas bisa saja terjadi, bukan?

“ Heh… tunggu dulu… sepertinya aku lupa kalau dia itu lebih jahil dari tuyul(?) Iya, benar… pasti dia sudah pulang duluan! Huh! Mentang-mentang rumahku hanya delapan meter dari sini! “

Dan Changmin-pun memutuskan untuk kembali ke rumah.

.

.

.

“ Emh… “ Kyuhyun menggeliat pelan. Matanya mengerjap dan langsung mendapati kalau sekarang sudah gelap.

“ Aigo! Changminie! “

Sebelum Kyuhyun benar-benar pergi dari sana, ia merasakan ada sesuatu di dekatnya.

Seorang yeoja yang tengah tertidur di bersandar di batang pohon. Tidur tepat di samping dirinya tadi.

‘ Apakah dia yeoja yang tadi? ‘, tanyanya dalam hati.

Ia mendekati wajah yeoja itu. Menyingkirkan poni panjang yang menutupi wajah itu.

Seketika matanya membulat. ‘ Dia nona Song! ‘

Tiba-tiba yeoja itu melenguh pelan dan mulai membuka matanya. Ia nampak terkejut melihat Kyuhyun yang tepat berada di depannya.

Ia menganggukkan kepalanya pelan, gerakan untuk meminta maaf.

“ A-ah… m-maaf telah membangunkanmu… “, ucap Kyuhyun terbata.

Yeoja itu tersenyum tulus. Membuat Kyuhyun terpesona.

“ Eung… apa kau ingin ku antar pulang? “, tanya Kyuhyun.

Yeoja itu hanya menggeleng, lalu menunjuk sebuah rumah tepat di belakang taman itu.

Kyuhyun hanya mengangguk gugup, lalu kembali bertanya. “ Boleh…kita berkenalan? “

Senyum di bibir tipis itu memudar, matanya menyiratkan kesedihan. Membuat Kyuhyun heran dibuatnya.

“ O-oh… baiklah kalau tidak boleh. Namaku Cho Kyuhyun. Senang bertemu denganmu! “

Kyuhyun pun segera berlari menuju tempat di mana ia meninggalkan Changmin tadi.

.

.

.

“ Siapa yang menelpon, noona? “, tanya Changmin setelah Sooyeon, noona-nya, selesai mengangkat telepon.

“ Kyuhyunie… Dia bilang dia tidak menemukanmu di ujung jalan dekat kolam. Dia pikir kau diculik… hahaha… Kau ini, kenapa Kyuhyun kau tinggal, eoh? “

Changmin terdiam. ‘ Itu berarti… Kyuhyun memang belum kembali ketika aku pulang? ‘

“ Dia juga sih! Membeli minuman saja sampai berjam-jam! Aku kira dia belinya di Gwangju, jadi kutinggal saja! “

“ Dasar kau itu… “

Changmin beranjak dari duduknya. Apa enaknya mendengarkan televisi?

“ Yaa! Kau mau kemana? “, tanya Sooyeon.

“ Ke kamar, aku bosan mendengar televisi. “

Dengan tongkatnya, Changmin berjalan pelan menuju sebuah ruangan yang sudah sangat ia hapal letaknya.

Sooyeon hanya menatap sendu ke arah Changmin.

“ Changminie… “

.

.

.

“ Kalau diijinkan untuk bisa melihat satu orang, aku akan meminta untuk dapat melihat Miyeon… “, gumam Changmin sambil tiduran di ranjang.

Matanya terpejam, menikmati suara halus Miyeon yang berbaur dengan suaranya, yang tersimpan dengan baik di otaknya. Terasa terngiang dengan sempurna di telinganya.

“ Tuhan, berikan aku kesempatan untuk dapat melihatnya… “

.

.

.

“ Yaa! Shim Changmin! “

Changmin memutar bola matanya bosan.

Kyuhyun. Tentu saja.

“ Changmin-ah, kau tau, kemarin aku bertemu dengannya di taman dekat mini market! “, ujar Kyuhyun to the point.

“ Nona Song maksudmu? “

“ Eum! Tentu saja! “

“ Heh… pantas saja! Pergi meninggalkanku selama dua jam. Setengah jam digunakan untuk olah raga dan ke mini market. Dan satu setengah jam digunakan untuk mengobrol dengan nona Song. Aigo… “

Kyuhyun terdiam sebentar.

“ Changminie… aku… baru tau sesuatu tentangnya kemarin. “

“ Apa itu? Dia sudah punya namjachingu ? “

“ Ani…. maksudku, molla… Tapi bukan itu. “

“ Lalu? ”, Changmin mengangkat sebelah alisnya bingung.

Kyuhyun menghela nafas pelan. “ Sepertinya dia… bisu. “

“ Ne?! “ Changmin terkejut. Bola matanya membulat.

Kyuhyun mengangguk, seolah Changmin dapat melihatnya.

“ Tapi bagaimana pun, hatiku sudah terlanjur jadi miliknya! Pokoknya aku harus tau nama lengkapnya! “ ucap Kyuhyun dengan semangat ’45.

Changmin menggelengkan kepalanya jengah. Sahabatnya ini, benar-benar ajaib!

.

.

.

Hari masih pagi. Udaranya pun terasa menyejukkan jiwa dan raga. Membuat Changmin tergoda untuk berjalan-jalan.

Sooyeon sudah pergi bekerja satu jam yang lalu. Dan Kyuhyun, tentu saja dia pergi ke sekolah.

Memang, semenjak Changmin divonis buta, ia tak lagi pergi sekolah. Noona-nya memutuskan untuk memberikan Changmin guru privat. Dan home schooling-nya masih dimulai dua jam lagi.

“ Dengan siapa lagi? Tentu saja sendiri… “ gumam Changmin seraya membawa tongkatnya.

Menelusuri jalanan yang tak bisa dibilang sepi, namun juga tak terlalu ramai. Changmin berjalan perlahan. Tongkatnya ‘meraba’ jalanan dengan pasti.

Changmin ingat betul jalan ini. Hey! Dia lahir dan tumbuh besar di tempat ini!

‘ Emm… sepertinya di seberang jalan ada toko buah. Noona pasti senang kalau aku membelikan apel dan jeruk untuknya! ‘

Changmin pun mengarahkan tongkatnya ke seberang jalan. Disinilah ia mulai menajamkan indera pendengarannya. Dirasakannya orang-orang masih berdiri di dekatnya. Tentu menunggu lampu lalu lintas berubah merah.

Tak selang lama, suara derap kaki orang-orang itu mulai terdengar berlarian. ‘ Pagi yang sibuk’ , pikirnya, ‘ Ah, pasti sudah boleh lewat. ‘

Changmin tak tau kalau sebenarnya orang-orang itu berlarian menuju tempat dimana telah terjadi kecelakaan barusan.

Ia tetap melangkah lurus melewati zebra cross.

Hingga kemudian didengarnya suara klakson berderet panjang. Membuatnya terkejut.

TIIIIIIN…!!!

Changmin memejamkan matanya.

‘ Ini kah akhirnya? ‘

Namun tiba-tiba seseorang menarik tangannya kembali ke pinggir jalan.

Dengan degup jantung yang masih menggila, Changmin mengucapkan terima kasih.

“ G-gamsahamnida… “

“ hah… hah… ne… cheonmaneyo… “

Wait! Ia kenal suara ini!

“ Mi-miyeon ssi ? ”, tanya Changmin memastikan.

“ Eehhh… masih mengingatku ternyata… “

“ Hahaha… tentu saja. Kita baru bertemu kemarin sore… “

“ Tapi kalau aku bukan orang yang penting untukmu, kau bisa saja melupakanku dengan mudah! “

Changmin teresenyum lembut mendengarnya.

“ Tapi bagiku kau orang yang sangat penting! “

“ Ne? “

“ Maaf, lupakan saja… eum… apakah sekarang kau ada waktu? “

Miyeon diam sejenak, kemudian menjawab “ Ah, kebetulan hari ini aku memang sedang libur. Memangnya ada apa? “

“ Bagaimana kalau pergi ke kolam ikan seperti kemarin sore? “

“ Ne? waah… baiklah! Kebetulan Aku suka sekali disana! “

Changmin segera tersenyum senang. “ Ah, tapi ngomong-ngomong, tongkatku tadi dimana, ya? “

“ Omo! Tongkatmu terjatuh di tengah jalan! Akan kuambilkan… “

“ Andwae! “

“ Mwo? “

“ Tidak perlu. Aku sudah hapal jalanan disini. Kurasa aku bisa tanpa tongkat. “

“ Emm… kalau begitu biarkan aku jadi tongkatmu! Kajja! “

Tanpa seijin Changmin, Miyeon langsung menarik tangan Changmin untuk berjalan bersamanya.

.

.

.

“ Changmin-ah… “

“ Ne? “

“ Ngomong-ngomong….emm… sejak kapan matamu… “

Changmin tersenyum mendengar ucapan –yang hampir menjadi pertanyaan- Miyeon.

“ Tiga bulan yang lalu. Aku dan keluargaku mendapat kecelakaan ketika akan pergi liburan. Kedua orang tuaku meninggal. Dan sekarang aku hidup dengan noona-ku. “

“ Geurae… Lalu, sebenarnya rumahmu dimana, sih? “

“ Tidak jauh kok. Hanya delapan meter dari sini. Ke arah selatan, dan satu-satunya rumah bercat merah. “

“ Hahaha… warnanya berani sekali… “

“ Yaah… itu warna kesukaan kami berempat… “

“ Changmin-ah, sebenarnya berapa umurmu? “

“ Aku? Emm… tujuh belas kurasa… Bagaimana denganmu? “

“ Tujuh belas… berarti aku harus memanggilmu ‘oppa’? Aku satu tahun di bawahmu. “

“ Tidak perlu memanggilku ‘oppa’ jika kau tidak mau… Aku lebih terbiasa dipanggil ‘Changminie’ hehehe… “

“ Changminie… Changminie… Changminie… ahahaha… rasanya lebih menyenangkan memanggilmu Changminie! “

Lagi, jantung Changmin kembali menggila. Hingga ingin meledak rasanya.

‘ Aigoo… kenapa badanku jadi begini…? ‘

“ Ehm… “ Changmin membuka suara. “ Kau sendiri, dimana kau tinggal? “

“ Ah, aku juga tinggal tidak jauh dari sini. Eee… di depan rumah keluarga Han. “

“ Jinjha? Jadi kau yang sekarang menempati rumah keluarga Choi? “

“ Ah! Exactly! “ Miyeon memekik senang.

Lima detik berikutnya mereka saling diam. Hanya terdengar suara gemericik dari kolam ikan di belakang bangku taman yang mereka duduki.

“ Ah, Changminie! “, panggil Miyeon.

“ Ne? “

“ Apa kau mengenal Kyuhyun oppa? “

“ Kyuhyun? “

“ Ne. Cho Kyuhyun. Yang bersekolah di SMA DongJu itu! “

“ Emm… ne, aku mengenalnya. Waeyo? “

“ Dia kakak kelasku. Dia keren sekali! Apalagi kalau dia sedang mengerjakan soal matematika. Wajah seriusnya itu benar-benar keren! “

DEG! Jangan-jangan…

“ Kau menyukainya? “, tanya Changmin pelan.

“ Ani, dia bukan tipe-ku. Aku hanya ngefans dengannya saja. Tidak lebih… “

Haaah… helaan lega meluncur dari mulut Changmin.

“ Kyuhyun di sekolah… bagaimana? “, tanya Changmin.

“ Dia itu jenius, apalagi di pelajaran matematika. Tapi dia sedikit lemah di sejarah dan olahraga… Lalu, dia juga memiliki banyak teman. “

Changmin tersenyum mendengar Miyeon mengoceh. Telinganya terasa geli. Ia nyaman mendengar suara lembut itu…

“… aku sering mendengar gengnya di sekolah suka sekali bercerita tentang seorang tuna netra. Ehm, mungkin lebih tepatnya mencemooh. Tapi Kyuhyun oppa- “

DEG.

“ Jadi begitu. “

Mendengar suara Changmin yang tiba-tiba dingin dan ketus, membuat Miyeon berhenti berbicara dan menoleh pada Changmin.

“ Apanya yang begitu? “ tanyanya bingung.

“ Hah~ ternyata dia sama saja dengan yang lain. “

Miyeon mengerutkan keningnya. “ Siapa yang kau maksud, Changminie? “

Changmin tersenyum. Senyuman sarkastik.

“ Nothing… Sepertinya cukup untuk hari ini. Terima kasih telah menemaniku, Miyeon ah. “

Changmin beranjak. Berjalan pelan menuju rumahnya.

Miyeon pun segera berlari menyusul Changmin.

“ Chamkaman! “ seru Miyeon, Changmin berhenti.

“ Changminie… “, ucap Miyeon lembut. “ Ini memang aneh. Kita baru bertemu kemarin, tapi aku sudah merasakannya… aneh, bukan? “

Changmin mengerutkan dahinya. “ Maksudmu? “

“ I-ini gila… Maksudku, untuk jatuh cinta, bukankah kita memerlukan waktu? Lalu bagaimana mungkin aku bisa jatuh cinta pada pertemuan pertama? “

Changmin terkejut, “ Jadi kau jatuh cinta? “

Miyeon pun langsung salah tingkah karena ucapannya barusan.

“ E-eh… i-itu… sepertinya… ya… “

Changmin bertanya kembali , “ Dengan…. “ Kali ini ia menggantung kalimatnya.

“ Ehm… em… i-itu… a-aku… “

“ Ne…??? “

“ A-anu…Itu… “

Semburat merah di pipinya mulai terlihat. Oh… lihatlah betapa manisnya yeoja bernama Sung Miyeon ini!

Miyeon cepat-cepat berlari. “ AKU MENCINTAIMU, CHANGMINIE!! Hahahaha!! “

Changmin terdiam. “ M-mwo? D-dia… mencintaiku? “

“ Sung Miyeon mencintaiku? Apakah aku bermimpi? “

Changmin segera saja membalas. “ NA DO SARANGHAE, MIYEONIE!! “

Kini giliran Miyeon yang terdiam. Jantungnya terasa berdegup lebih cepat lagi.

Ia cepat-cepat berbalik dan menubruk Changmin yang masih berada di tempatnya.

“ Gomawo, Changminie… nan jeongmal saranghae… “ ucap Miyeon sembari menyembunyikan wajahnya di dada bidang Changmin.

Changmin mengelus pelan rambut Miyeon. “ Nado saranghae… yeongwonhi… “

.

.

.

Sudah tiga hari ini Kyuhyun tak menampakkan batang hidungnya di kediaman Shim. Tak dipungkiri, ada sedikit rasa kesepian di hati Changmin.

Perasaan tulus untuk seorang sahabat memang kuat. Tentu ini berbeda dengan perasaan rindunya untuk Miyeon.

“ Huh! Untuk apa aku merindukan pengkhianat itu! Dia pasti sedang bersenang-senang dengan geng-nya! “

Changmin terduduk di ranjangnya, bersandar pada bedboard.

“ Bodoh sekali aku. Dia benar-benar serigala berbulu domba. Baik di depanku, dan berubah licik di belakangku. “

“ Shim Changmin pabbo! “

“ Cho Kyuhyun sialan! “

“ Shim Changmin pabbo! “

“ Cho Kyuhyun sialan! “

Changmin berhenti mengumpat. Tidak, ini bukan salah Kyuhyun. Ia tak seharusnya membenci Kyuhyun karena telah mengkhianatinya. Ini hak Kyuhyun, bukan?

“ Aku… memang pantas dibodohi… aku memang pantas dijauhi… aku memang pantas dicemooh… aku… “

Changmin menggigit bibir bawahnya.

“ Miyeon ah… apakah kau juga seperti mereka? Apakah kau benar-benar bahagia di sampingku? Apakah kau akan tetap bersamaku yang buta ini hingga akhir nanti? “

“ Jahat! “

Changmin menolehkan kepalanya ke arah pintu kamarnya. Ia teringat pintu kamarnya terbuka, memungkinkan orang-orang untuk dapat memasukinya.

Dan orang ini… Miyeon.

“ Mi-miyeonie… “

Miyeon melangkah mendekat, samar-samar terdengar isakan dari bibirnya. Sampai di tepi ranjang, ia meraih sebuah bantal, lalu memukulkannya pada tubuh Changmin. Tentu saja pelan. Ia tak ingin orang yang dicintainya itu sakit.

“ Apa… hiks… apa kau pikir aku serendah itu? hiks..“

“ Miyeonie… apa maksudmu? “

“ Tentu saja aku akan terus bersamamu, bodoh! Hiks… Kau tau… hiks… aku mencintaimu dengan tulus… hiks… tapi kau malah meragukan perasaanku… hiks… padamu…? “

Changmin segera terbangun dan memeluk Miyeon. Menenggelamkannya pada kehangatan yang ia miliki. Ia senang dengan ucapan Miyeon barusan.

“ Sssh… aku tidak bermaksud begitu… “

“ Changminie… percayalah padaku… kumohon… “

“ Ne, tentu saja aku akan percaya padamu. Maaf, kalau aku meragukan cintamu tadi… “ Changmin mengecup puncak kepala dengan lembut.

“ Saranghae, Changminie… “

“ Na do saranghae… terima kasih, terima kasih karena telah mencintaiku, Miyeonie… “

Miyeon melepas pelukannya, menatap kedua mata Changmin yang selalu membuatnya teduh.

Perlahan ia menutup matanya, sedikit berjinjit, dan akhirnya menempelkan bibirnya pada bibir Changmin.

Miyeon merasakan Changmin yang terkejut, namun ia tak melepaskan tempelan bibirnya.

Changmin pun mulai menutup matanya, melumat pelan bibir manis itu.

.

.

.

Kyuhyun mendengarnya. Mendengar semua umpatan yang ditujukan untuknya.

Rasanya sakit mendengar semua itu meluncur dari bibir Changmin.

Tidak. Semua itu salah. Semua yang Changmin pikirkan itu salah. Kyuhyun tidak seperti itu. Kyuhyun tulus menjadi temannya. Kyuhyun tak peduli dengan Changmin yang buta.

Kyuhyun sendiri tak tau darimana Changmin mendapat omong kosong itu.

Hingga ia pun memutuskan untuk pergi dari dekat jendela kamar Changmin. Terlalu lama disana membuatnya semakin sakit.

Ia hanya menurut pada kemana kakinya melangkah. Kedua telapak tangannya ia masukkan ke dalam saku jaketnya. Kaki jenjangnya terbungkus rapi oleh sebuah celana denim panjang merk terbaru.

Ini bukan style Kyuhyun sebenarnya. Ia tak terlalu menyukai pakaian berlengan panjang seperti ini. Kecuali di musim salju dan musim gugur tentunya. Ia lebih suka memakai T-shirt lengan pendek.

Tapi di musim semi ini ia terpaksa mengenakan pakaian ini. Terpaksa? ya… Untuk menutupi lebam yang mulai terlihat di sekujur tubuhnya.

Apakah Kyuhyun berkelahi? Tidak… Membuang-membuang waktu, pikirnya.

Lantas, kenapa?

Kyuhyun sendiri tak mengerti. Bukan tentang lebam yang mendadak muncul di tubuhnya. Tapi tentang kenapa-harus-aku.

Ia tersenyum miris mengingat vonis dokter untuknya kemarin lusa.

Leukemia Limfositik.

Ditambah lagi kedua orang tuanya yang sama sekali tak peduli dengan keadaannya. Andai saja Ahra, noona-nya, ada di sini…

“ Penyakit sialan, Changmin membenciku, dan orangtua materealistik. Oh… how ‘perfect’?! “

Kakinya berhenti di sebuah taman, dimana ia pertama kali mengajak bicara nona Song pujaan hatinya.

Ehm, sebenarnya hanya dia yang berbicara.

Matanya tertuju pada seseorang di ayunan. Kakinya berayun pelan, membuat ayunan yang dinaikinya ikut bergerak. Kedua tangannya asik bermain dengan tablet PC miliknya.

Dengan senyuman Kyuhyun berjalan mendekati orang itu.

Mungkin kalian bisa menebaknya. Ya, dia Nona Song.

“ Annyeong, kita bertemu lagi! “, Kyuhyun mendudukkan dirinya di ayunan lainnya, tepat di sebelah kanan ayunan nona Song.

Nona Song mengetikkan sesuatu di tabletnya, kemudian menunjukkannya pada Kyuhyun.

[ Kau bisa memanggilku Jinae, Kyuhyun-ssi ]

Sepertinya dugaannya sebelumnya benar. Gadis ini bisu.

“ Aaah… jadi namamu Jinae… “, Kyuhyun manggut-manggut.

“ Nama yang aneh! “, lanjutnya dengan senyum evil di bibirnya. Membuat Jinae menyatukan alisnya kesal.

[ Yah! Itu nama pemberian orangtua ku tau! ]

“ Hahaha… ne… mianhae… ngomong-ngomong, kau sedang apa? “

[ Bernafas, berkedip… ]

Kali ini diikuti senyuman evil yang baru ia tiru dari Kyuhyun.

Kyuhyun mengerucutkan bibirnya, merajuk.

[ Heh! Jangan melakukannya! Itu tidak ada imut-imutnya sama sekali! ]

Jinae tertawa dalam diam. Kyuhyun ikut tersenyum melihatnya.

“ Ah, Jinae-ya! Bolehkah aku mengajakmu ke suatu tempat? “

[ Kemana? ]

“ Ayolah… pokoknya ikut saja! Mau-kan? “

Jinae terdiam sebentar sebelum akhirnya mengangguk. Ia pun memasukkan tabletnya ke dalam post bag merah miliknya.

“ Kajja! “

Kyuhyun dengan tak sabaran menyeret tangan Jinae. Mengajaknya berlari selagi ia bisa.

.

.

.

Lagi-lagi Kyuhyun tersenyum melihat ekspresi yang Jinae tunjukkan.

Cepat-cepat Jinae mengambil tabletnya dan mengetik.

[ Wow! Ini benar-benar indah! Aku tak tau ada tempat seperti ini! ]

Matanya kembali tertuju pada hamparan bunga lavender di depannya.

“ Aku sering mendatangi tempat ini bersama noona-ku dulu. “

[ Dulu? ]

“ Ne, sekarang noona-ku sudah pergi. Sepertinya Tuhan terlalu menyanyanginya… “

[ Maaf, aku tidak bermaksud begitu… ]

“ Ani, gwenchana. Haah… “ Kyuhyun merentangkan kedua tangannya. Memejamkan kedua matanya. Menikmati semilir angin musim semi yang menyejukkan hatinya.

“ Kuharap aku bisa ke sini lagi nanti… “, gumamnya.

Jinae menatap Kyuhyun dengan tatapan meminta penjelasan.

Kyuhyun menurunkan kedua tangannya, lalu duduk di atas rerumputan.

Jinae ikut duduk, matanya tak beralih sedikitpun dari Kyuhyun.

Kyuhyun menoleh ke arah Jinae. Lalu menatap mata itu dengan dalam.

Jinae membiarkan matanya tenggelam dalam tatapan Kyuhyun, hingga kemudian ia menutup matanya ketika Kyuhyun mulai memajukan wajahnya.

Terpaan halus nafas Kyuhyun mengenai philtrumnya.

“ Saranghae…”

Sedetik kemudian bibir tebal itu menempel di bibirnya. Melumatnya lembut tanpa nafsu di dalamnya, hanya perasaan cinta yang tersalurkan.

Perlahan Kyuhyun menarik wajahnya.

“ Ugh… “, ia meringis tatkala kepalanya kembali pusing. Cairan merah kental mulai keluar dari lubang hidungnya.

Dilihatnya Jinae menatapnya khawatir, seperti waktu itu.

Dan kesadarannya pun kembali menghilang.

.

.

.

“ Kyuhyunie sudah sebulan lebih tidak berkunjung kemari. Apa kalian bertengkar? “, tanya Sooyeon pada Changmin yang tengah bermesraan dengan Miyeon.

“ Kyuhyun oppa? “, Miyeon menyahut.

“ Kau mengenalnya, Miyeonie? “, tanya Sooyeon lembut.

“ Jadi Kyuhyun oppa sebelumnya sering main kesini? “

“ Ne… Biasanya mereka akan langsung pergi ke kamar Changmin dan karaokean! Untung saja suara mereka berdua merdu… “

“ Ahahaha… “

“ Ehm, Changmin-ah, apa jangan-jangan Kyuhyunie sedang sakit, ya? “

“ Molla… “ jawab Changmin dingin.

“ Sepertinya memang ada masalah diantara kalian… “, ujar Sooyeon.

“ Emh… Kyuhyun oppa juga tidak masuk sekolah tiga minggu ini. Dia bagaikan menghilang ditelan bumi. “ ucap Miyeon pelan.

“ Nde? Apakah keluarga Cho pindah rumah? “

Miyeon mengedikkan bahu. “ Molla… setiap hari rumahnya selalu terlihat sepi, sih… “

Changmin tersentak. Bukannya selama ini Kyuhyun sendirian di rumah? Tn. dan Ny. Cho terlalu sibuk mengurus bisnis mereka di luar negeri. Sedangkan noona Kyuhyun, Cho Ahra, sudah meninggal tiga tahun yang lalu.

‘ Ah, dia kan punya banyak teman. Untuk apa aku mengkhawatirkannya… ‘ Ego Changmin berkata.

Namun di sudut hatinya ia merasa takut. Takut kalau apa yang dipikirkannya selama ini ternyata salah.

Walaupun ia belum lama mengenal Kyuhyun, tapi ia ragu, bahkan cenderung sama sekali tidak percaya, kalau Kyuhyun adalah orang seperti itu.

“ Kyuhyun… “

.

.

.

“ Ugh… “ Changmin melenguh pelan. Matanya terasa berat untuk dibuka. Hey! Tunggu sebentar!

Ia mendudukkan dirinya. Tangannya terangkat menyentuh kepalanya. Ada perban mengitari mata dan kepalanya.

“ Sepertinya kemarin aku hanya terpeleset di dapur dan pingsan. Apa lukanya separah ini? Dan ini… bau obat. Aku di rumah sakit? “, gumamnya heran.

Kemudian dirasakannya pergerakan pelan di samping ranjang tempatnya tidur.

“ Changminie, kau sudah sadar? “

“ Noona, ada apa denganku? “

“ Eh? apa kau amnesia? “

“ Yah! tentu saja tidak! Aku ingat kemarin aku terpeleset di dapur lalu pingsan. Tapi apa lukanya separah ini? Sampai dibawa ke rumah sakit segala… “

Tapi Changmin tak mendengar respon dari noona-nya. “ Noona? “

“ Ah, i-itu… akan kupanggilkan dokter! “

Langkah kaki Sooyeon terdengar mulai menjauh. Changmin mengerutkan keningnya.

Lima menit kemudian, derap kaki kembali terdengar memasuki kamarnya. Kali ini lebih banyak orang. Sekitar

empat sampai lima orang mungkin.

“ Ah, Changmin-ssi. Bagaimana tidurmu semalam? “, tanya seorang namja dengan jas putih di tubuhnya bername-tag ‘Yunho Jung’.

“ Hmm… Tidak terlalu nyenyak. Jujur saja, perasaanku sedikit tidak enak. “, jawab Changmin jujur.

“ Changminie… “

“ Miyeonie…? “

Miyeon tersenyum. “ Sebentar lagi kau akan bisa melihat kembali, Changminie! “

“ Ne? Benarkah itu? “ tanya Changmin terkejut. Itu tandanya do’a nya terkabul, bukan? Jadi ia akan bisa melihat bagaimana wajah Miyeon-nya.

“ Ne… seseorang yang dermawan mendonorkan matanya padamu. “ jawab Sooyeon lembut.

“ Jinjha? Nugu? “

Hening. Tidak ada suara yang menjawabnya.

“ Ah, sebaiknya kita buka perbannya dulu! “, ucap dr.Jung. “ Suster, bisa bantu aku? “

Sang suster hanya mengangguk. Kemudian bersama dr.Jung, ia membuka perban itu perlahan.

“ Changmin-ssi, kau bisa membuka matamu sekarang. “

Changmin membuka kelopak matanya perlahan. Mengerjap untuk membiasakan sinar yang masuk ke mata barunya.

Dan kini semuanya tak lagi terlihat gelap. Dunianya kembali dipenuhi warna.

Ia menolehkan kepalanya. Dilihatnya sang dokter bersama empat orang yeoja di sana.

Satu yeoja bisa ia pastikan sebagai seorang suster. Satu lagi adalah noona-nya, kini tersenyum menatapnya sambil menahan tangis.

Seorang yeoja maju mendekatinya. Matanya berkaca-kaca. Tangan Changmin mengusap pelan kedua pipi yeoja itu.

“ Miyeonie… “

Miyeon meraih tangan Changmin di pipinya, menggenggamnya dengat erat.

“ Changminie… “

Changmin tersenyum, “ Yeppeo… “

Miyeon ikut tersenyum, dengan air mata bahagia yang mulai meluncur dari kedua mata indahnya.

Tersisa satu yeoja lagi. Changmin mengalihkan pandangannya sejenak pada yeoja itu. Ia tak mengenalnya. Ia menatap yeoja itu sedikit dalam. Begitu juga dengan yeoja tersebut. Seolah yeoja itu begitu terpikat pada kedua bola matanya.

Namun sesaat kemudian yeoja itu menutup mulutnya dengan tangannya dan segera pergi. Membuat Changmin bingung.

Ah, satu orang lagi! Seharusnya…

Changmin mengedarkan pandangannya. Tidak ada…

Kyuhyun tidak ada di sana…

.

.

.

“ Changminie… aku pergi beli minuman dulu,ne? sebentar kok! “ Miyeon hampir saja pergi ketika Changmin menarik tangannya.

“ Apalagi, Minie? “

Changmin mempoutkan bibirnya, lalu menunjuk bibirnya. “ Poppo… “

“ Aish… dasar! “

CUP~

Changmin tersenyum senang. Kemudian melepaskan pegangan tangannya, membiarkan Miyeon pergi.

Ia masih berada di rumah sakit. Taman rumah sakit tepatnya. Ia begitu senang ada seseorang yang berbaik hati mendonorkan matanya. Haah… Changmin berdo’a agar orang itu mendapat tempat yang indah di surga.

“ Changmin ssi? “

Changmin menoleh. Didapatinya seorang dokter berkacamata berdiri di sampingnya. Dokter muda itu lalu duduk di sebelahnya.

“ Emm… ne, Changmin imnida… “

“ Jaejoong. Kim Jaejoong. Dokter spesialis penyakit dalam. “ ucap dokter itu memperkenalkan diri.

“ Ah, ne, bangapseumnida Jaejoong uisanim… “

“ Aku punya sesuatu untukmu. “ Jaejoong merogoh sesuatu dari sakunya. “ Ige. ”

Changmin menerima kertas putih yang disodorkan Jaejoong padanya.

“ Dari siapa? “, tanyanya.

“ Pasienku… Emh, mantan pasienku… “ Jaejoong melirik jam tangannya, “ Ah, aku harus pergi sekarang. Annyeong… “

Changmin membungkuk sedikit. Dengan penasaran dibukanya kertas itu.

.

Annyeong, Changminie! Apa kabar?

Bagaimana matamu sekarang? Apa kau suka?

Ehm, maaf… mata coklat itu pasti tidak dapat menggantikan onyx hitammu…

Tapi hanya ini kenang-kenangan yang bisa kuberikan padamu. Ya, sebentar lagi aku akan pergi. Leukemia sialan ini perlahan menggerogoti hidupku.

Uhm, Changminie, mianhae… Aku tau aku memang sialan… Tapi aku bukan pengkhianat, Min.

Aku tak tau dari mana kau mendapat berita itu. Tapi aku tulus menjadi temanmu.

Kumohon, jangan membenciku lagi… Aku ingin aku bisa pergi dengan tenang.

Dan terima kasih telah menjadi temanku. Aku beruntung pernah memiliki sahabat sepertimu…

Ngomong-ngomong, aku sudah mengetahui nama lengkap nona Song! Namanya Song Jinae.

Dan yang paling menakjubkan, aku berhasil menyatakan cinta padanya dan… mencium bibirnya! Bukankah itu hebat?!

Oke… rasanya jari-jariku mulai terasa kaku lagi. Badanku juga mulai lemas…

Annyeong higaseyo, Changminie!^^

Cho Kyuhyun~

.

Air mata Changmin mulai mengalir semakin deras.

“ Kyuhyun-ah! Kembalilah! Kumohon… Aku tau ini terlambat, tapi aku mencintaimu! Jeongmal saranghae… “

Wkakakak… Genre cerita tidak akan dirubah menjadi BoysLove kok! Biar nggak tegang aja… 😀

Lanjut….!! *slaped*

“ Kyuhyun-ah… mianhae… jeongmal mianhae… aku bodoh, Kyu! Pabbo! Pabbo! Pabbo! “

Changmin meremas rambutnya kuat.

“ Changminie…! Kau kenapa? “ tanya Miyeon sekembalinya dia dari membeli minuman.

“ Kyuhyun… dia… hiks… “

Miyeon segera memeluk Changmin. “ Sudahlah, Minie… Biarkan Kyuhyun oppa tenang disana… “

“ Kyuhyunie… hiks… “

.

.

.

Yeoja itu tak henti-hentinya mengusap nisan putih di atas makam. Makam seseorang yang beberapa minggu terakhir masuk ke hidupnya. Mencuri perhatiannya. Dan menelusup ke hatinya.

Beberapa kali isakan tertahan keluar dari bibir tipis itu. Tetesan air mata juga semakin gencar terjun ke tanah.

‘ Kyuhyun-ah… ‘

Kedua matanya tertutup perlahan, ketika sebuah nyanyian lembut merasuki rongga pendengarannya.

I sesang anirado eonjenga uri dashi manaltende

Nun mul han bang ool do bo yu sun andwae gaetjyo

Saranghae bba ji gae mandeu reot deon mi so ro nal doe na yo

Geu mi so ha na ro eon je ra do geudaereul cha ja nael soo eet gae

 

( Walaupun tak ada lagi kesempatan untuk kita bertemu lagi di dunia ini

Jangan pernah sekalipun meneteskan air mata

Kau yang telah membuatku jatuh cinta, meninggalkanku dengan sebuah senyuman

Senyuman itulah, yang dulu selalu ada setiap aku bertemu denganmu )

.

.

.

END~

1 Komentar

Filed under Uncategorized, update

1 responses to “[Fanfiction] TEARS

  1. SeIn

    Iya, EXO 12 orang and klo bisa pake yang buat album XOXO, ne?

    Maaf klo keteranganku td gak jelas ._.

Tinggalkan komentar